KEPEMIMPINAN YANG MENDORONG KESEIMBANGAN KERJA-HIDUP : KUNCI LINGKUNGAN SEHAT

Kepemimpinan perusahaan adalah kemampuan seseorang untuk memengaruhi orang lain dalam mencapai tujuan tertentu, terutama di dalam suatu badan usaha yang didirikan untuk memproduksi barang atau jasa dengan tujuan memperoleh keuntungan. Di PT Nikomas, praktik kepemimpinan yang ideal tampaknya telah terganggu oleh permasalahan serius. Adanya praktik pencaloan yang melibatkan jajaran HRD menciptakan dinamika kepemimpinan yang tidak sesuai dengan teori birokrasi, di mana organisasi seharusnya berfungsi secara efisien dan rasional.

Human Resource Development (HRD) memiliki peran penting dalam perusahaan, terutama dalam pengelolaan dan pengembangan sumber daya manusia. Namun, di PT Nikomas, laporan dugaan penyalahgunaan jabatan oleh pihak HRD demi keuntungan pribadi telah menimbulkan protes dari masyarakat. Tindakan ini menunjukkan bahwa ada sesuatu yang tidak beres dalam sistem pengelolaan SDM di perusahaan tersebut.

Demonstrasi yang terjadi pada tanggal 18 Juli 2024 mengungkapkan ketidakpuasan masyarakat terhadap ketidakadilan yang dirasakan akibat praktik calo. Teori birokrasi menjelaskan bahwa organisasi yang ideal memiliki enam poin penting untuk mencapai efisiensi: pembagian tugas, adanya aturan formal, sistem hierarki, kompetensi spesifik, impersonalitas, dan rasionalitas. Namun, PT Nikomas tidak memenuhi kriteria ini, terutama dalam hal transparansi dan akuntabilitas.

Praktik perekrutan yang tidak berdasarkan pada kompetensi dan keahlian, melainkan pada sogokan uang, jelas bertentangan dengan prinsip dasar birokrasi yang seharusnya dipegang teguh oleh setiap perusahaan. Dalam konteks ini, pengambilan keputusan di PT Nikomas tidak lagi berdasarkan pada aturan dan prosedur yang ada, melainkan pada kepentingan pribadi. Hal ini menciptakan lingkungan kerja yang tidak sehat, di mana karyawan yang berpotensi baik terabaikan hanya karena mereka tidak mampu memberikan imbalan finansial.

Kepemimpinan yang efektif harusnya berintegritas, jujur, dan bertanggung jawab. Namun, dalam situasi ini, jajaran HRD tampak lebih mementingkan keuntungan pribadi ketimbang kepentingan perusahaan dan karyawan. Akibatnya, tidak hanya perusahaan yang terkena dampak negatif, tetapi juga masyarakat yang kehilangan kepercayaan terhadap institusi pendidikan tersebut. Keberadaan perusahaan yang mengabaikan prinsip-prinsip dasar kepemimpinan dan manajemen SDM hanya akan memperburuk citra mereka di mata publik.

Kesimpulannya, kasus PT Nikomas menunjukkan betapa pentingnya integritas dalam kepemimpinan perusahaan. Praktik yang hanya mengutamakan keuntungan pribadi, seperti pencaloan, tidak hanya merusak struktur organisasi, tetapi juga menciptakan budaya yang buruk dalam dunia kerja. Agar perusahaan dapat mencapai tujuannya, diperlukan kepemimpinan yang berfokus pada transparansi, akuntabilitas, dan komitmen terhadap etika. Hanya dengan demikian, perusahaan dapat membangun kembali reputasinya dan menciptakan lingkungan kerja yang sehat serta produktif.

 

 

Penulis : Siti Nuri, Anisa Nahdya, Erni Sela, Novia, Alisa Putri, Sukma Rahmania, Rahmat Nurhidayat, Fahmi Bimo, Mohamad Haris /  Mahasiswa Pendidikan Sosiologi di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

EdusocInsight

EdusocInsight

BERITA TERKAIT

Scroll to Top